Friday, December 29, 2006

Thanks Aa Gym...

Andai saya Aa Gym...Ada dua topik yang menjadi pembahasan utama media saat ini. Pertama adalah soal kasus video porno yang melibatkan seorang anggota dewan yang terhormat bersama seorang pedangdut. Keduanya langsung menjadi selebritis papan atas yang tak hanya menghiasi koran-koran gosip. Pun surat kabar utama negeri ini.
Topik kedua adalah soal pernikahan kedua Aa Gym. Hal ini tak kalah menghebohkan. Sebab, itu dilakukan oleh seorang kyai yang sudah bak pemimpin nonformal negeri ini. Andai poligami itu tidak dilakukan oleh seorang Aa Gym. mungkin berita pembahasannya tak sederas sekarang.
Apa yang menyebab kasus itu menjadi besar? Jelas itu terkait dengan basis utama pendengar dakwah beliau. Porsi terbanyak dari pendengar dakwah Aa Gym adalah ibu-ibu. Sebagai perempuan, mereka tentu tak mau madu. Sudah jelas, hal itu Takan sangat berpengaruh signifikan terhadap citra Aa Gym di masyarakat terutama kaum hawa - meski Teh Ninih sendiri telah mengikhlaskan hal itu.
Patut disimak sampai mana pengaruh penurunan citra Aa Gym di masyarakat. Apakah popularitas beliau menjadi surut juga? Atau bahkan unit-unit usaha yang telah dia rintis akan terkena getahnya? Penurunan omzet misalnya.
Hmmm... Belum bisa saya bayangkan akibat dari poligami itu. Tapi yang jelas, "berkat" Aa Gym. poligami masuk sebagai pembahasan Undang Undang oleh Menteri Meutia Hatta dan juga SBY. Sebuah hal yang tak mungkin terjadi sebelumnya. Dan, publik khususnya kaum perempuan patut "berterima kasih" kepada Aa Gym. Andai itu dilakukan Sapto Hudoyo, pemilik Ayam Bakar Wong Solo dengan Poligami Award-nya, belum tentu masuk dalam agenda khusus kepresidenan. Karena Aa Gym yang melakukan dan dengan statusnya sebagai pemimpin yang dicontoh umat, maka dimasukkanlah poligami dalam pembahasan di Ruang Rapat Kepresidenan.
Lalu, bagaimana jika saya yang berada pada posisi Aa Gym? Tak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Namun yang jelas, saya tidak akan mencari ayat-ayat di kitab suci, hadits, atau sumber hukum agama lainnya hanya untuk "melegalkan" keinginan saya untuk berpoligami. Itu saja... Namun insya Allah, saya akan tetap menjadi penganut monogami.
(05/12/06)

No comments: