Tuesday, October 20, 2009

Liverpudlian dan Reina Tak Salah

ADA kejadian menarik dari lanjutan Premier League pekan ke-9, Sabtu (19/10). Kejadian itu terjadi di Stadium of Lights, kandang Sunderland.

Ketika pertandingan baru kurang dari 5 menit, seorang bocah Liverpudlian melempar sebuah balon atau bisa dibilang bola pantai berlogo Liverpool. Tak salah apa yang dilakukan bocah itu.

Sebagai seorang fans, sah-sah saja melakukan tindakan untuk mendukung tim kesayangannya. Termasuk juga bocah itu.

Lemparan bola pantai dilakukannya tentu dengan alasan sekadar memberikan bantuan moril bagi The Reds yang tengah tercecer dari persaingan juara. Bola pantai berwarna merah itu dianggap refleksi doa dari harapan Liverpudlian cilik itu dan juga jutaan fans Liverpool lainnya.

Sayangnya, tak selamanya ekspektasi bisa dipenuhi. Bola pantai merah yang idealnya menjadi pemicu semangat justru malah menjadi penyebab kekalahan Liverpool di kandang The Black Cats.

Tendangan Darren Bent, secara teknis, seharusnya bisa ditepis Pepe Reina. Namun, bola sepakan itu terlebih dulu membentur bola pantai yang ada di sekitar Daerah 6 Meter, kotak penalti Liverpool.

Alhasil, tendangan Bent berubah arah setelah menyentuh bola pantai itu. Uniknya, Reina justru bergerak ke arah bola pantai, bukannya mengantisipasi bola sepakan striker Sunderland itu.

Dari kacamata ilmu pengetahuan, tindakan yang dilakukan Reina tidaklah salah. Bagaimanapun, mata akan lebih mudah menangkap objek/benda yang berwarna lebih terang. Karena itulah, wajar apabila kiper Liverpool itu melakukan refleks yang mengarah ke kanan, arah bola pantai bergulir.

Gol Bent itu menjadi satu-satunya pembeda dari hasil kedua tim. Jelas, kekalahan menyesakkan harus diderita Liverpool. Namun, manajer Rafael Benitez (sudah) bisa berbesar hati menyikapi kekakalahan timnya itu.

"Hal seperti itu bisa terjadi ke tim mana pun. Andai kami tampil lebih baik, seharusnya kebobolan dengan cara seperti itu tidaklah masalah," ujar Benitez.

Liverpudlian cilik yang melempar bola tidaklah pantas dieprsalahkan. Justru pengadil di lapangan yang seharusnya jeli membaca situasi.

Pada Law of the Game FIFA Ayat 2, sudah disebutkan dengan jelas. "Bila ada sebuah bola tambahan selagi laga berjalan masuk lapangan dan mengganggu jalannya laga, wasit harus menghentikan pertandingan dan mengeluarkannya bola itu sedini mungkin."

Berkaca dari aturan itu, wasit Mike Jones yang menjadi pengadil saat itu seharusnya langsung tanggap begitu ada bola lain yang masuk lapangan. Namun, dia malah berkeyakinan untuk meneruskan laga dan akhirnya terciptalah gol tersebut.

Kesalahan fatal itu lantas berakibat fatal bagi Jones, tak cuma Liverpool. "Pangkat" dia harus turun. Tak lagi menangani pertandingan Premier League, namun hanya dipercaya untuk laga Divisi Championship - kasta kedua Liga Inggris.