Tuesday, January 20, 2009

Mimpi Timnas Berprestasi Tinggi

TIMNAS INDONESIA adalah sebuah penantian. Ya, penantian akan sebuah prestasi manis yang sudah lama tak dipersembahkan para pebola dari lapangan hijau.

Tepiskan gelar Piala Kemerdekaan yang diraih secara "cuma-cuma" dari Bangladesh pada Agustus lalu. Terakhir kalinya Tim Merah Putih memberikan kebanggaan kepada bangsa ini adalah pada 1991. Ketika Edy Harto dkk mempersembahkan medali emas SEA Games.

Setelah itu, tak ada lagi prestasi yang diberikan para pebola kita. Jangankan untuk berbicara di level dunia ataupun Asia, di level regional saja nama besar Indonesia tenggelam di bawah bayang-bayang Thailand dan Singapura.

Sudah 17 tahun berlalu dari terakhir kali lagu Indonesia Raya berkumandang saat penahbisan juara. Layaknya pemuda yang merayakan ultah sweet seventeen, begitu jualah perasaan dan harapan rakyat Indonesia kepada Bambang Pamungkas dkk di lapangan hijau. Dag dig dug serrr...

Dag dig dug karena memang penampilan timnas Indonesia menghadirkan rasa deg-degan. Setelah tampil gemilang pada dua laga awal melawan Myanmar dan Kamboja, Tim Garuda seakan kehilangan cakarnya saat menghadapi Singapura di akhir penyisihan grup.

Kekalahan menyebabkan Indonesia harus menghadapi Thailand di semifinal. Dan, lagi-lagi perasaan deg-degan menempel lekat di hati fans sepak bola Indonesia. Hal itu tak lain disebabkan kekalahan 0-1 dari Thailand di Gelora Bung Karno. Menakar prestasi dan penampilan di penyisihan grup, anak-anak asuhan Peter Reid hampir mustahil dikalahkan di kandangnya sendiri.

Toh, bukan berarti kita harus langsung melempar handuk. Keajaiban kerap terjadi di lapangan hijau. Rakyat Indonesia masih boleh berharap keajaiban Piala Tiger 2004 kembali terulang saat ini.

Ketika itu, Indonesia juga kalah tipis di Gelora Bung Karno dari Malaysia. Namun membalas dengan kemenangan telak 4-1 begitu bermain di Malaysia.

Terlalu muluk? Bisa ya, bisa juga tidak. Bagaimanapun, harapan harus selalu dibangun. Mimpi harus selalu ada. Nah, kini pun kita bermimpi Indonesia bisa kembali meraih prestasi membanggakan dalam "perayaan" sweet seventeen-nya.

Namun, ketika pada akhirnya Indonesia gagal menjadi yang terbaik, jangan hentikan mimpi kita. Teruslah bermimpi untuk melihat kepak Garuda mengangkasa di jagat sepak bola. Bukankah segala hal yang baik itu awalnya juga berupa mimpi? Lagipula tak ada salahnya bermimpi. Gratis dan tidak makan hati ketika tidak terealisasikan. Lha wong cuma mimpi... (jalu)


NB: Artikel ini dibuat ketika timnas hendak meladeni Thailand pada semifinal kedua Piala AFF 2008, Desember lalu.

No comments: